Tidur

Diambil dari Naqshbandi-Haqqani Network
Beberapa Perilaku yang Baik ketika Tidur dan Bangun Tidur
Syaikh Faraz Rabbani, Amman, Jordan
http://www.groups.yahoo.com/group/hanafi

Apakah tidur dan berbaring dengan posisi tengkurap itu dilarang?
Imam Ahmad melaporkan bahwa Abu Hurayra t berkata, “Rasulullah e melewati orang yang sedang tidur dengan posisi tengkurap, beliau membangunkan orang itu dengan kakinya dan berkata, ‘Ini adalah posisi yang tidak disukai Allah.’” Ibnu Hiban dalam sahihnya juga melaporkan hal yang sama, demikian pula dengan hadits-hadits lain yang tergolong koleksi utama. Imam al-Barkawi menyebutkan dalam bab petunjuk menuju taqwa dalam kitab al-Tariqa al-Muhammadiyya, “Tidak disukai tidur terlentang tanpa alasan yang jelas.” Imam al-Khadimi dalam komentarnya menambahkan, “Tidur dengan posisi terlentang adalah tidurnya para Rasul dan orang-orang yang merenungkan penciptaan langit dan bumi. [penj. pada saat tidur tanpa atap di atas kepalanya]; tidur dengan posisi miring ke kanan adalah tidurnya para ulama dan orang-orang yang taat beribadah, tidur dengan posisi miring ke kiri adalah tidurnya orang-orang yang suka sekali makan, dan tidur dengan posisi tengkurap adalah tidurnya setan dan orang-orang kafir.” (al-Bariqa al-Mahmudiyya fi Syarh al-Tariqa al-Muhammadiyya, 4: 177).

Dalam Fatawa al-Hindiyya, yang merupakan koleksi gemilang dan dijadikan andalan dalam mahdzab Hanafi, yang disusun oleh sekelompok ulama yang diberi otoritas oleh Kaisar Moghul yang bijaksana, Aurangzeb, dinyatakan bahwa, “Dianjurkan untuk memperoleh manfaat dari tidur siang (qaylula), karena Rasulullah bersabda, Lakukanlah tidur di siang hari, karena setan tidak melakukannya.’” Kemudian sebagaimana yang disebutkan dalam al-Ghayatsiyya… direkomendasikan untuk tidur dalam keadaan suci (berwudhu), dan untuk berbaring dengan posisi miring ke kanan menghadap qiblat paling tidak untuk sementara [penj. jika ternyata sulit untuk tidur dengan posisi demikian] maka orang itu boleh untuk tidur dengan posisi miring ke kiri [penj. tanpa dianggap sebagai sub-optimal], sebagaimana yang disebutkan dalam al-Sirajiyya. Tidak disukai untuk tidur di pagi hari, dan di waktu antara Maghrib dan ‘Isya [penj. karena biasanya dapat mengakibatkan terlewatnya shalat ‘Isya berjamaah, namun demikian tidak tergolong makruh walaupun lebih baik untuk tidak dikerjakan]. Telah disebutkan dalam beberapa literatur bahwa Sayyidina ‘Ali lebih menyukai untuk tidak tidur [tepat] setelah ‘Isya sebelum tengah malam. Orang tidur sebaiknya di tempat tidur yang kondisinya sedang antara lunak dan keras [penj. untuk mencegah tidur yang berlebihan yang dapat menyebabkan orang kehilangan shalat tahajjudnya, karena terlalu terlelap]. Seseorang harus menggunakan tangan kanannya sebagai bantal di bawah pipinya. Dia juga harus berpikir bahwa dia akan [seolah-olah] ditempatkan dalam kubur, berbaring di sisinya, tanpa sesuatu kecuali apa yang telah diperbuatnya… Jika perut seseorang terlalu penuh dan merasa takut terkena sakit perut, tidak ada masalah baginya untuk meletakkan bantal di bawah perutnya dan tidur dengan bantal itu.

Orang harus mengingat Allah (dzikr) ketika akan tidur, yaitu dengan mengucapkan tahlil (‘la ilaha illa Allah’), tahmid (‘alhamdu lillah’) dan tasbih (‘subhan Allah’) [penj. setelah membaca beberapa do’a khusus sebelum tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah e] hingga orang itu tertidur, karena orang yang tidur akan dibangkitkan dalam keadaan seperti sebelum tidur dan orang yang meninggal menurut cara bagaimana dia meninggal. Orang harus bangun sebelum subuh, karena bumi mengeluh kepada Allah I terhadap 3 hal, yaitu mandi junub (ghusl) orang-orang yang berzina, dari darah yang tumpah karena melanggar hukum, dan dari tidurnya orang-orang setelah datangnya waktu subuh. Orang harus bangun dengan berdzikir kepada Allah [penj. yang terbaik adalah mengucapkan do’a yang dicontohkan oleh Rasulullah saw], dan dengan suatu ketetapan hati yang kuat untuk bertaqwa kepada Allah dan menjauhi larangan segala larangan-Nya serta memutuskan untuk tidak menyalahkan hamba Allah , sebagaimana yang telah disebutkan dalam al-Ghara’ib. "[al-Fatawa al-Hindiyya, 5: 376]

Di antara sunnah ketika bangun tidur adalah:

1.Mengucapkan ‘La Ilaha illa Allah’, lalu ‘Alhamdulillah’ 3 kali, dan Alhamdulillahi alladzi ahyana ba`da ma amatana wa ilayhi an-nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kita setelah kematian kita, dan kepada-Nyalah kita akan kembali). [Bukhari, Abu Dawud, dan lainnya]
2.Dianjurkan untuk menggosok muka dan mata dengan kedua tangan, untuk menghilangkan pengaruh dari tidur, sebagaimana disebutkan dalam Syama’il al-Tirmidzi
3.Disarankan untuk menggosok gigi, idealnya dengan siwak, sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Ahmad dan Sunan Abu Dawud.

Dan semua kebajikan, di dunia ini dan di hari kemudian bisa ditemukan dalam sunnah Rasulullah saw. Dan segala keberhasilan berasal dari Allah swt.

Wassalam,Faraz Rabbani.

src : http://mevlanasufi.blogspot.com/

Comments

Popular posts from this blog

Doa Haikal dan khasiatnya

Kalau nak senang bangun malam...

JENIS-JENIS SOLAT