Mencari Pemimpin Pilihan Tuhan di Akhir Zaman (1)

Sebuah kebangkitan dan kemajuan sebuah bangsa selalu dirintis oleh seorang pemimpin. Baik itu pemimpin yang hak ataupun pemimpin yang batil. Tanpa pemimpin maka kemuajuan dan kebangkitan tidak akan berlaku. Ini adalah sunnatullah yang sudah Allah gariskan.

Pemimpin yang haq yang adalah para Rasul, Mujaddid, atau minimal orang yang bertaqwa. Pemimpin yang haq ini membawa manusia yang dipimpinnya menuju Tuhan. Pemimpin yang haq ini mempunyai misi menyelamatkan manusia di dunia maupun di akhirat.

Pemimpin yang batil adalah pemimpin-pemimpin yang semata-mata hanya berpikir mengenai kemajuan di dunia dan mengesampingkan keselamatan di akhirat. Menurut pemimpin yang batil ini, keselamatan di akhirat itu urusan pribadi rakyatnya. Yang lebih parah lagi, ada pemimpin yang batil yang sampai menghalangi rakyatnya untuk selamat di akhirat. Contoh Firaun dan Namrud.

Untuk menentukan apakah seorang pemimpin itu pemimpin yang haq ataupun pemimpin yang batil maka contoh kasus berikut dapat kita jadikan panduan.

Kita ambil kasus: Bagaimana menyelesaikan masalah kemiskinan?

Pemimpin yang batil.

Sebelum menjadi pemimpin, pemimpin yang batil akan berkampanye dan berjanji akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dia berslogan akan memberantas dan memerangi kemiskinan. Dia menyodorkan program-program yang dia pikir dapat mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Setelah menjadi pemimpin, pemimpin yang batil (yang saya contohkan ini adalah sebaik-baik pemimpin yang batil) mulai hidup sederhana. Dia coba merasakan penderitaan rakyatnya yang miskin. Dia mulai mulai menyusun anggaran dan mengalokasikannya untuk program-program pengentasan kemiskinan. Dia membuat program-program padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. Dengan banyak tenaga kerja yang terserap dia berharap rakyatnya tidak menganggur. Dia juga rajin berkeliling mengunjungi rakyatnya dan memberikan motivasi agar rajin bekerja supaya bangsanya cepat menjadi bangsa yang maju.

Dia paham bahwa bangsa yang maju (secara material) adalah bangsa yang pendidikannya maju. Maka dia juga mengalokasikan anggaran untuk pendidikan. Dia penuhi kesejahteraan guru. Dia bangun sarana dan prasarana pendidikan agar pendidikan maju.

Satu yang perlu sangat membedakan antara pemimpin yang batil dengan pemimpin yang haq adalah PEMIMPIN YANG BATIL TIDAK MENGAJAK MANUSIA KEPADA TUHAN. DIA HANYA MEMIKIRKAN DUNIA SAJA. Meskipun dia meneriakkan syariat Islam, dia hanya meneriakkan syariat Islam yang lahiriah saja. Syariat batin tidak pernah dipedulikan (syariat batin: khusyu sholat, sabar, redho, tidak sombong, tidak riyak, dll).

Pemimpin yang haq

Sebelum pemimpin yang haq lahir di dunia, kelahirannya sudah dirancang. Seorang lelaki yang bertaqwa di nikahkan dengan seorang perempuan yang bertaqwa. Dalam mereka berhubungan suami istri sangat dijaga adab-adabnya. Mereka mengambil wudhu dahulu. Selama mengandung, si ayah sangat menjaga kehalalan nafkah yang diberikannya kepada istrinya. Si pun sangat menjaga makanan yang dimakannya. Setelah lahir, makanan anaknya sangat dijaga. Anaknya dijauhkan dari segala makanan yang subhat dan haram karena hati itu ditempa oleh makanan. Anaknya dididik agar mengenal Tuhan, mencintai Tuhan, dan takut kepada Tuhan.

Pemimpin yang haq ini sebelum dilantik oleh Allah menjadi pemimpin umat maka dia ditimpa dengan berbagai macam kesusahan. Dengan berbagai jenis kesusahan itu dia belajar menyelami perasaan mereka yang susah. Hatinya menjadi begitu sensitive dengan kesusahan orang lain.

Pemimpin yang haq ini mendapat pimpinan dari seorang guru MURSYID. Setelah menjalani berbagai macam bentuk latihan dan didikan, pemimpin yang haq ini mulai membangun jamaah. Manusia mulai berdatangan kepadanya untuk meminta pimpinan. Ini terjadi secara natural. Orang tertarik minta pimpinan karena kepribadiannya, ibadahnya, akhlaknya, ilmunya.

Dalam jamaah dia membuat berbagai program. Yang paling mendasar adalah dia mengenalkan manusia kepada Allah. Allah adalah penyelesai segala masalah. Allah adalah segala-galanya. Kalau hati pengikutnya sudah mendapatkan rasa cinta Allah dan takut kepada Allah maka pengikutnya akan sanggup berkasih sayang dan membela satu sama lain. Pengikutnya yang kaya sanggup mengorbankan hartanya dan menjadi bank kepada kawannya yang miskin. Pengikutnya yang miskin sanggup sabar dan redho dengan kemiskinannya dan tidak meminta-minta.

Pemimpin yang haq, karena dia ingin menyelamatkan pengikutnya dari makanan yang tidak halal maka dia membuat projek rumah makan halal. Dia membuat projek garmen karena pengikutnya memerlukan penutup aurat. Dia membangun proyek penerbitan untuk menyebarluaskan ilmunya.

Itulah pemimpin yang Haq, dia tidak hanya selamatkan pengikutnya dari kesusahan di akhirat (dengan menanamkan iman dan taqwa) tetapi juga menyelamatkan kehidupan di dunia. Dalam dia membuat segala jenis proyek khidmat masyarakat selalu dikaitkan dengan Allah. Dia memenuhi dunia dengan kasih sayang.

src : http://whasid.wordpress.com/

Comments

Popular posts from this blog

Doa Haikal dan khasiatnya

THE MEANING OF SUCCESS AND FAILURE

Soal Jawab : Ghibah