Silaturrahim & Lapang Dada untuk Memaafkan


Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
”Barangsiapa yang ingin dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan usianya hendaklah dia menyambung silaturrahim.”

Islam sangat menghargai silaturrahmi, karena silaturrahmi dapat menjadi lem perekat persaudaraan.

Bila ada dua orang muslim yang saling bertemu, saling tersenyum, saling mengucapkan salam, dan berjabat tangan, maka akan cairlah perasaan saling curiga dan hilang syak wasangka yang ada di dalam dada. Untuk itu kita perlu tetap menjalin silaturrahmi dengan teman, kerabat dan saudara di tengah hiruk pikuk kesibukan dunia yang mendera, meskipun hanya lewat telepon atau sms. Betapa pentingnya silaturrahmi sampai-sampai Rasulullah saw memberitakan adanya dua kebaikan yang akan disegerakan balasannya yaitu berbakti kepada orang tua dan bersilaturrahmi.

Rasulullah saw menempatkan perintah menjalin silaturrahmi hanya satu tingkat di bawah berbakti kepada orang tua. Sebaliknya agar tidak mudah-mudah umat Islam memutus tali silaturrahmi, maka Rasulullah saw seperti diriwayatkan oleh Ibnu Hibban memberitahukan adanya 3 golongan yang tidak akan masuk sorga yaitu peminum khamr, pemutus silaturrahmi, dan orang yang membenarkan sihir.

Saudaraku, sudah menjadi tradisi bangsa Indonesia di musim lebaran mereka mudik ke kampung dan menyempatkan diri untuk saling bertemu setelah selama setahun berpisah. Meskipun kita tahu bahwa menjalin silaturrahmi itu dituntunkan setiap waktu, tidak hanya setahun sekali, tetapi karena banyak di antara sanak keluarga yang tinggal berjauhan dan masing-masing disibukkan oleh aktivitas mereka, maka sulit bagi mereka untuk bisa bertemu satu dengan yang lain setiap waktu. Saat-saat libur dan mudik Lebaran seperti ini mereka memanfaatkan waktu untuk menjalin silaturrahmi. Setahun sekali mereka saling mengunjungi, saling bertukar hadiah, saling berbagi cerita, dan saling memaafkan.

Rasulullah saw bersabda:
“Sambunglah orang yang memutuskan silaturrahmi denganmu, berilah orang yang tidak mau memberimu, dan maafkanlah orang yang mendhalimimu.”
Menjalin silaturrahmi dengan orang yang memiliki hubungan baik dengan kita adalah biasa. Yang menjadikan luar biasa adalah menjalin silaturrahmi dengan orang yang memutuskannya. Memberi hadiah kepada orang yang biasa memberi hadiah kepada kita adalah biasa. Yang menjadikan luar biasa adalah karena kita mau memberi orang yang memusuhi kita sehingga merasa haram memberikan sesuatu kepada kita. Memberi maaf kepada orang dekat adalah biasa. Yang menjadikan istimewa adalah karena kita memberi maaf kepada orang yang mendhalimi kita. Untuk bisa bersikap seperti ini seseorang harus mampu menundukkan hawa nafsunya.

Seperti kata Rasulullah saw:
”Tidak beriman kamu sehingga hawa nafsumu mengikuti apa yang aku bawa (yakni Al Qur’an).”

Lapangnya dada kita untuk menerima sahabat dan kerabat kita apa adanya dengan segala kekurangannya dan ikhlasnya hati untuk memberi maaf kepada mereka yang berbuat dhalim kepada kita merupakan kekuatan yang dahsyat untuk menjaga tetap kokohnya tali silaturrahmi. Kekuatan yang dahsyat ini hanya bisa muncul karena iman kepada Allah dan Hari Akhir. Semoga Allah memilih kita menjadi orang-orang yang suka berlapang dada untuk memberi maaf demi tetap tegaknya silaturrahmi di hari raya fitri ini hingga akhir hayat nanti, amin.

src : http://mta-online.com/v1/index.php?option=com_content&task=view&id=402&Itemid=33

Comments

Popular posts from this blog

Doa Haikal dan khasiatnya

Kalau nak senang bangun malam...

JENIS-JENIS SOLAT