Iman Kepada Malaikat

Makna Malaikat

Malaikat adalah salah satu makhluq Allah SWT yang diciptakan-Nya dari cahaya (nuur) [1] dan diberikan kekuatan untuk senantiasa taat kepada-Nya tanpa bermaksiat sedikitpun [2]. Tetapi walaupun tidak pernah sedikitpun bermaksiat kepada Allah SWT, malaikat adalah makhluq yang paling takut kepada azab Allah SWT, sebagaimana dalam hadits nabi SAW berikut [3]:

“Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka semua malaikat sama-sama memukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman Allah SWT, sehingga seperti bunyi-bunyian yang sangat nyaring. Sehingga apabila telah mereda rasa takut dalam hati mereka, maka mereka saling berbisik satu sama lain: Apakah yang diucapkan oleh Allah? Maka jawab yang lain: Kebenaran, Dia adalah Maha Luhur lagi Maha Besar.”

Jumlah Malaikat

1. Bersabda Nabi SAW [4]: “Sesungguhnya aku mendengar langit berkeriut dan bergemeretak, dan tidaklah ada satu tempat sebesar sejengkal kecuali ada seorang malaikat meletakkan dahinya sedang bersujud atau berdiri shalat.”

2. Bersabda Nabi SAW [5]: “Masuk ke dalam baitul Ma’mur pada setiap harinya 70.000 malaikat dan tidak pernah keluar lagi sampai hari Kiamat.”

Ketelitian dan Kedisiplinan Malaikat

1. Mereka sangat teliti dalam melaksanakan semua amanah yang diberikan oleh pencipta dan pemilik mereka (ALLAH SWT), sehingga tidak satupun tugas yang diberikan kepada mereka berani mereka lalaikan: “Dan sungguh atas kalian senantiasa ada malaikat yang senantiasa menjaga, yang mulia lagi senantiasa mencatat. [6]”

2. Mereka sangat disiplin dalam segala hal, sehingga Nabi kita yang mulia SAW memerintahkan kita untuk mengikuti kedisiplinan mereka dalam sabdanya: “Inginkah kalian shalat sebagaimana sikap para malaikat ketika menghadap Rabbnya? Maka para shahabat ra bertanya: Bagaimanakah sikap shalatnya para malaikat itu wahai RasuluLLAH? Maka jawab Nabi SAW: Mereka memenuhi semua shaf pertama kemudian baru shaf berikutnya dan mereka merapatkan shafnya. [7]”

Doa, Cinta, dan Pertolongan Mereka Kepada Kaum Mu’minin

1. Mereka tidak putus-putusnya mendoakan kita, memohonkan ampun dan bershalawat bagi kita yang benar-benar mu’min, sebagaimana dalam hadits: “Sesungguhnya ALLAH dan malaikat sampaipun semut dalam lubang-lubangnya sampaipun tiram di dasar samudera senantiasa berdoa bagi para da’i dan orang yang mengajarkan kebaikan. [8]”

2. Dalam hadits lainnya dikatakan: “Sesungguhnya malaikat senantiasa bershalawat untuk seorang diantara kalian selama ia masih di tempat shalatnya sepanjang ia belum berhadats. Mereka para malaikat tersebut senantiasa berkata: Ya ALLAH ampunilah dia.. Ya ALLAH sayangilah dia.. [9]”

3. Cinta mereka bersifat tulus dan seketika, yaitu ketika ALLAH SWT mencintai seorang hamba-NYA yang beriman, maka merekapun serentak mencintai orang tsb. Sebagaimana digambarkan dalam hadits: “Sesungguhnya jika ALLAH SWT mencintai seorang hamba, maka berserulah Jibril: Sesungguhnya ALLAH SWT telah mencintai Fulan, maka cintailah dia. Maka Jibrilpun mencintai orang tersebut dan para malaikat di langitpun semua mencintainya dan yang demikian itupun kemudian diikuti oleh para penduduk bumi. [10]”

4. Cinta mereka inipun ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka dalam berbagai aktifitas kebaikan kita, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Nabi SAW: “Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam sebuah rumah dari rumah-rumah ALLAH (mesjid) sambil membaca kitab ALLAH dan mempelajarinya diantara mereka. Melainkan di majlis itu turun ketenangan dari sisi ALLAH, dan diliputi oleh kasih sayang ALLAH, serta malaikat mengerubungi dengan sayap-sayapnya, serta ALLAH SWT menyebutkan nama mereka satu-persatu diantara makhluq yang ada disisi-NYA. [11]”

Tugas-Tugas Para Malaikat


1. Beribadah kepada Allah SWT dengan bertasbih kepada-Nya baik siang maupun malam tanpa rasa bosan maupun terpaksa [12].

2. Membawa wahyu kepada anbiya’ maupun para Rasul [13].

3. Memohon ampunan bagi kaum yang beriman [14].

4. Meniup sangkakala [15].

5. Mencatat amal perbuatan manusia dan jin [16].

6. Mencabut nyawa [17].

7. Memberi salam kepada para penghuni jannah [18].

8. Menyiksa para penghuni neraka [19].

9. Memikul arsy’ Allah SWT [20].

10. Memberi kabar gembira dan memperkuat kondisi kaum mukminin [21].

11. Mengerjakan berbagai pekerjaan lain selain di atas, seperti melarang perbuatan maksiat & memberikan pelajaran [22], membagi tugas & pekerjaan [23], membawa kebaikan, menyebarkan rahmat, membedakan antara benar & salah [24], dsb.

Kewajiban Kita Kepada Malaikat

1. Mengimani keberadaan mereka [25].

2. Mengimani nama-nama, sifat-sifat, dan tugas-tugas mereka yang kita kenali maupun yang tidak kita kenali tapi diberitakan oleh Allah SWT [26].

Nama-Nama Malaikat Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah Yang Shahih

1. Jibril [27], kadang juga disebut Ruhul Qudus [28], kadang juga disebut Ruhul Amin [29].

2. Mikal [30] atau sering disebut Mika’il.

3. Malik [31] atau Zabaniyyah [32].

4. Raqibun ‘Atid [33] (Yang dekat lagi mencatat) atau juga Kiraman Katibin [34] (yang mulia lagi mencatat).

5. Israfil [35].

6. Munkar & Nakir [36].

Nama-Nama Malaikat Yang Dhaif & Maudhu’ Menurut As-Sunnah

1. Izra’il [37], oleh sebab itu yang benar adalah menamakannya dengan Malakul Maut [38] sesuai Al-Qur’an.

2. Ridhwan [39], oleh karenanya yang benar adalah menamakannya dengan Penjaga Syurga [40].

Pengaruh Beriman Kepada Malaikat

1. Semakin meyakini kebesaran, kekuatan dan kemahakuasaan Allah SWT.

2. Bersyukur kepada-Nya, karena telah menciptakan para malaikat untuk membantu kehidupan dan kepentingan manusia dan jin.

3. Menumbuhkan cinta kepada amal shalih, karena mengetahui ibadah para malaikat

4. Merasa takut bermaksiat karena meyakini berbagai tugas malaikat seperti mencatat perbuatannya, mencabut nyawa dan menyiksa di naar.

5. Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah SWT, dan karena mereka selalu membantu dan mendoakan kita.

WaLLAAHu a’lamu bish Shawaab…

___

Catatan Kaki:

[1] HR Muslim, VIII/226, no. 7687

[2] QS Al-Anbiya’, 21/19-20

[3] HR Bukhari, VI/101, no. 4701

[4] HR At-Thahawi dlm Musykil al Atsar/2:43, at-Thabrani dlm Mu’jam al Kabir/10:153 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilatul Ahadits ash Shahihah/852

[5] HR Bukhari Muslim dalam Lu’lu wal Marjan/103

[6] QS Al-Infithar, 82/10-12

[7] HR Muslim, no. 430

[8] HR Thabrani dalam al-Kabir dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Jami’ Shaghir no.1834

[9] HR Ibnu Majah no.799, Ahmad II/252, dan Shahih Jami Shaghir no.6603

[10] HR Bukhari Muslim dalam Lu’lu wal Marjan no.1692

[11] HR Muslim no. 2699

[12] QS Al-Anbiya’, 21/19-20

[13] QS Al-Baqarah, 2/97

[14] QS Ghafir, 40/7-9

[15] QS Az-Zumar, 39/68-70

[16] QS Qaaf, 50/16-18

[17] QS As-Sajdah, 32/11

[18] QS Ar-Ra’du, 13/23-24

[19] QS Az-Zukhruf, 43/77

[20] QS Ghafir, 40/7

[21] QS Al-Anfal, 8/12

[22] QS Ash-Shaffaat, 37/1-3

[23] QS Adz-Dzariyat, 51/1-4

[24] QS Al-Mursalat, 77/1-6

[25] QS Al-Baqarah 2/97,98,177,285

[26] QS An-Nisa’, 4/136

[27] QS Al-Baqarah, 2/98

[28] QS An-Nahl, 16/102

[29] QS Asy-Syu’ara’, 26/192-195

[30] QS Al-Baqarah, 2/98

[31] QS Az-Zukhruf, 43/77

[32] QS Al-‘Alaq, 96/18

[33] QS Qaaf, 50/18

[34] QS Al-Infithar, 82/11

[35] HR Shahih An-Nasa’i no. 5519 & As-Suyuthi dlm Jami’us Shaghir, & di-hasan-kan oleh Albani dlm Shahih wa Dha’iful Jami’.

[36] HR Ibnu Abi ‘Ashim & di-hasan-kan oleh Albani dlm Zhilalil Jannah, II/114

[37] Imam Ibnu Katsir menukilnya dlm tafsirnya atas QS As-Sajdah, 32/11; tetapi haditsnya tidak ada asalnya (lih. Ahkamul Jana’iz, I/254; juga dlm Takhrij At-Thahawiyyah, I/72)

[38] QS As-Sajdah, 32/11

[39] Haditsnya maudhu’, lih. Dha’if At-Targhib wat Tarhib, I/149; juga dlm Adh-Dha’ifah, X/138

[40] QS Az-Zumar, 39/73

src : http://www.al-ikhwan.net/

Comments

Popular posts from this blog

Doa Haikal dan khasiatnya

Kalau nak senang bangun malam...

JENIS-JENIS SOLAT